Meningkatkan
kemampuan dalam menyelesaikan soal Problem Based Learning (PBL) yang didukung
dengan video pembelajaran pada siswa kelas V SDN Karangnangka IV Kecamatan
Raas.
Oleh:
Ach. Rudy Hartarto, S.Pd
SDN
Karangnangka IV Raas - Sumenep
Abstract: This Classroom Action Research (CAR) focuses on applying problem-based
learning using instructional videos. The purpose of this study is to improve
the skills of primary school pupils in Class V, with a total of 20 pupils of SDN
Karangnangka IV Raas Sumenep. Data collection techniques used in this study
were observations, student worksheets, and documentation. The results of this
study, SDN Karangnangka IV Raas Sumenep, show that the ability to solve Class 5
problems with problem-based learning supported by video learning can improve
students' problem-solving skills. This can be seen from the results of the
study by increasing the value of answering questions from each pre-cycle
through cycle II in order to meet the specified completeness criteria.
Keywords: PBL, Learning Videos, problem Solving
Abstrak: Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini berfokus pada penerapan pembelajaran berbasis masalah
dengan menggunakan video pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah spasial siswa sekolah dasar. Metode
yang digunakan adalah siswa kelas V SD yang berjumlah 20 siswa SDN
Karangnangka IV Raas Sumenep. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan
pemecahan masalah konstruksi kelas di SDN Karangnangka IV Raas Sumenep
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. memecahkan
kemampuan melalui pembelajaran berbasis masalah yang didukung oleh video
instruksional.Saya di sini. Hal ini terlihat dari hasil belajar dengan meningkatkan
nilai jawaban soal dari setiap pra siklus melalui siklus II agar memenuhi
kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.
Kata kunci: PBL, Video Pembelajaran, Penyelesaian soal
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu dasar pendidikan, dan telah diajarkan
di taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan Universitas. Matematika bermanfaat bagi
banyak bidang kehidupan, dimulai dari belajar menghitung dan mengukur dengan
benar sesuai dengan ilmu matematika. Sujiwo (2017) menulis bahwa pada abad
ke-20 tidak mungkin bagi siapa pun untuk mengatasi masalah tanpa menggunakan
beberapa bentuk matematika dalam proses penyelesaiannya. Kajian matematika
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Pendidikan
matematika dianggap paling sulit karena matematika bersifat abstrak,
membutuhkan pemikiran logis dan mungkin tidak menarik bagi siswa. Kusnadi et
al., (2018) Matematika tampaknya menjadi mata pelajaran yang paling tidak
disukai siswa. Hal ini tergambar dari hasil survei pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran dan materi matematika, yang menunjukkan bahwa matematika
merupakan bentuk pembelajaran yang tangguh dan membingungkan (Abstrak (2017)).
Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang sedang berlangsung harus
dimodifikasi untuk menanamkan persepsi positif tentang matematika pada siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran di mana siswa
bekerja sama dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan belajar
bagaimana menyelesaikannya. Aulia dkk., (2019).
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran di mana
siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan belajar
bagaimana menyelesaikannya. Aulia dkk., (2019). Diskusi sebagai alternatif pemecahan
masalah dalam model pembelajaran kelompok yang memungkinkan siswa menemukan
masalah yang kompleks, bekerja dalam kelompok, dan berkolaborasi untuk
memecahkan masalah dunia nyata
Video pembelajaran merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran berupa media
audiovisual. Di dalamnya terkandung pesan-pesan materi pembelajaran, meliputi
konsep, prinsip, dan prosedur, sehingga
membantu siswa memahami materi
selama proses pembelajaran. Menurut Vannisa & Nyoman (2017), video
pembelajaran adalah media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan topik
yang mengandung gambar dan suara.
Pemecahan masalah adalah bakat yang dapat
dikembangkan siswa dengan berpikir dan belajar bagaimana menjawab pertanyaan
secara formal. Solaikhah et al., (2013) menemukan bahwa siswa dapat
berkomunikasi, menghubungkan dan menggabungkan ide-ide matematika ketika
memecahkan masalah non-rutin melalui matematika untuk menemukan dan menemukan
alasan logis. Prasetya Rini et al., (2021) menyatakan bahwa ada empat langkah
pemecahan masalah: Memahami masalah, merencanakan solusi, memecahkan masalah,
merenungkan kebenaran pemecahan masalah atau problem solving polya
Observasi ini dilakukan saat pembelajaran kelas
V di SDN Karangnangka IV Kecamatan Raas. Salah satu permasalahan siswa kelas V
telah teratasi. Inilah sebabnya mengapa banyak siswa yang nilainya masih di
bawah KKM yang merasa kesulitan volume balok dan kubus. Artikel ini berisi
materi yang menggunakan banyak rumus.
Materi volume balok dan kubus diajarkan di
kelas V dan lagi di kelas VI. Siswa dituntut untuk memahami dan
menguasai materi untuk Kelas V. Hal ini memudahkan siswa untuk mempelajari
ragam bahan bangunan dan nantinya memecahkan masalah kehidupan sehari-hari dengan menerapkan
metode pembelajaran berbasis masalah yang mendukung pembelajaran video. Kelas
VI.
Model pembelajaran problem based
learning merupakan
sebuah
metode
yang dapat mengenalkan siswa dalam suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang akan dipahas dalam pembelajaran, Zainal (2022) mengatakan bahwa dalam proses belajar-mengajar dan perencanaan penerapan
Problem Based Learning (PBL) utamanya yang memiliki
kaitan dengan topik Matematika SD/MI. Problem Based Learning (PBL) merupakan
model belajar mengajar yang
disarankan pada saat belajar-mengajar Matematika di jenjang SD/MI di karenakan
dapat mendukung dalam
pengembangan keterampilan, berpikir dalam tingkatan tinggi pada siswa dengan cara menyelidiki serta memecahkan masalah yang berdampak pada pertumbuhan konstruksi dalam
wawasan siswa. Peneliti memilih menggunakan video pembelajaran yang
dijadikan sebagai
media dengan
motode problem based
learning.
Peneliti memilih media
video pembelajaran
karena media video dapat menampilkan gambar yang
tepat untuk dapat di lihat berulang- ulang dan memotivasi siswa untuk
menerapkan sikap pada pembelajaran afektif lainnya.
METODE
Artikel menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dengan subjek
yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas di V SDN
Karangnangka IV Raas Sumenep tahun ajaran
2021/2022 yang seluruhnya terdapat 20 siswa,
yang terdapat masalah kemampuan dalam menyelesaikan soal awal siswa yang belum
tuntas 8 siswa dan yang tuntas 12 siswa.Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu mnggunakan teknik obsevasi, Lembar Kerja Peserta didik dan dokumentasi. Penelitian
melaksanakan observasi
berupa lembar observasi pembelajaran yang diisi
oleh
observer selama proses pembelajaran berlangsung
dilaksanakan selama 2 kali pada siklus I dan
siklus II. Lembar Kerja
Peserta didik dilaksanakan berbentuk
soal uraian yang berjumlah 5 soal untuk mengetahui hasil dalam meneyelesaikan soal siswa dalam materi bangun ruang volume kubus dan balok, dokumentasi
dilakukan guna mendapatkan keterangan atau kejadian yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung yang berupa catatan penting
yang berkaitan dengan hubungan dengan apa yang terjadi
saat berlangsungnya petelitian berupa
daftar nama
siswa, nilai pra
siklus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajran (RPP)
Adapun sintaks pemetaan sintak dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dan
penerapan pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning
terdapat
empat tahap
atau langkah-langkah
dasar yang mengacu model
pembelajaran Problem Base Learning menurut Rusmono (2012) sebagai berikut :
Tabel
1 Sintaks
Problem Based Learning (PBL)
Tahap |
Kegiatan Guru |
Kegiatan Siswa |
Tahap 1 Orientasi
siswa
kepada masalah |
Guru menyampaikan
masalah untuk
dipecahkan oleh siswa Guru
memberikan
motivasi kepada siswa dapat
aktif dalam memecahkan masalah
tersebut |
Siswa mendengarkan
permasalahan yang di
sampaikan guru Siswa secara
aktif dapat menjawab dari pemecahan permasalahan
yang diberikan |
Tahap 2 Mengorganisasi siswa agar belajar |
Guru
memilah siswa kedalam kelompok 5-4. Guru membantu
siswa agar dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah |
Siswa duduk
secara berkelompok sesuai yang ditetapkan oleh guru Siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas- tugasnya yang
berhubungan dengan masalah |
Tahap 3 Membimbing
penyelidikan mandiri ataupun kelompok |
Guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, agar
memperoleh penjelasan saat dalam memecahkan masalah |
Siswa mengumpulkan informasi dan data-data yang
diperlukan untuk pemecahan masalah |
Tahap 4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil pekerjaan |
Guru mengarahkan
siswa dalam menyajikan laporan ,agar dapat
membantu siswa dalam berbagi
tugas dengan kelompok. |
Siswa dapat
menyajikan laporan dalam
kelompok dan menyajikan dihadapan kelas serta mendiskusikannya. |
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V SDN
Karangnangka IV Raas Sumenep. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dalam penelitian tindakan
kelas ini sebagai
penerapan Problem Based Learning dengan media video pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang pada materi volume kubus dan balok pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Karangnangka IV Raas Sumenep.
Pada siklus I dan siklus II peneliti melaksanakan 4 tahapan yaitu Orientasi siswa
kepada masalah, Mengorganisasi siswa untuk belajar, Membimbing penyelidikan individu
maupun
kelompok, Mengembangkan dan
menyajikan
hasil karya. Pada siklus
I dalam proses pembelajaran diperoleh guru Guru juga belum mampu memotivasi siswa sehingga saat pembelajaran siswa
kurang tertarik
dengan apa
yang disajikan dan saat menampilkan
video pembelajaran guru hanya ditayangkan satu kali saja dan tidak mengulang mengenai
penjelasan materi dari video pembelajaran tersebut sehingga pada saat siswa diberi soal siswa masih kurang mampu dalam
menyelesaikan soal karena siswa belum paham mengenai materi apa yang sudah
ditayangkan dan yang akan dibahas dalam soal karena
penggunaan video pembelajaran berbasis
problem
based learning dalam menyelesaikan
soal materi volume balok dan kubus merupakan hal baru yang siswa.
Pada siklus II ini dilakukan sesuai dengan siklus I. Pada proses pembelajaran siklus
I masih terdapat kekurangan antara lain, guru belum mampu memotivasi siswa
dan
guru hanya menampilkan video pembelajaran satu kali dan tidak menjelaskan apa maksud dari video yang sudah di tayangkan.
Namun pada siklus II ini guru
sudah mampu memotivasi
siswa agar
siswa semangat dan tertarik dalam proses pembelajara agar mampu meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal selain itu dalam penayangan video pembelajaran ditayangkan video berbeda dengan siklus I dengan durasi yang lebih lama dan di ulang 2kali dan guru
menjelaskan kembali apa mksud dari video pembelajaran dengan adanya video pembelajran siswa akan lebih memahami isi dari video tersebut
karena
ketika belum
paham
video tersebut
dapat diulang kembali.
Setelah penerapan video pada siklus II siswa lebih memahami materi dan meningkatkan kemampuan
siswa sehingga dalam pembelajaran siswa lebih aktiv dan semangat.
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan
bahwa
hasil dari kemampuan
menyelesaikan soal siswa telah meningkat
dilihat dari rata-rata nilai kelas. Pembelajaran
matematika menggunakan
metode problem based learning berbantuan media video pembelajaran telah meningkat tetapi masih ada siswa
yang belum mencapai ketuntasan
minimal (KKM). Kesimpulan hasil dari siklus II sudah
dapat dikatakan berhasil karena
jumlah
siswa yang sudah
dapat dikatakan mampu
dalam
menyelesaikan soal karena
jumlah siswa
yang mendapatkan nilai diatas KKM telah mencapai 90%.
PEMBAHASAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Metode
yang
digunakan adalah observasi, tes
dan dokumentasi.
Dalam
penelitian
ini, peneliti melakukan pelaksanaan hanya
dua
siklus
karena
pada siklus
kedua sudah
ada peningkatan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan hasil dalam kemampuan
siswa dalam
menyelesaikan
soal
pada
setiap siklusnya dengan
mengunakan problem
based learning berbantuan media video pembelajaran di kelas V SDN
Karangnangka IV Raas Sumenep.
Dalam penelitian ini hasil sampel yang diperoleh dari siswa kelas V SDN
Karangnangka IV Raas Sumenep dengan jumlah siswa
20
siswa. Terdapat siswa yang nilainya masih
dibawah KKM. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai pra siklus siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM terdapat 8 siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran dan model pebelajaran yang belum sesuai dan tidak membuat siswa tertarik pada pembelajaran yang
diberikan.
Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh niali rata-rata dari
pada hasil dari
lembar kerja peserta didik pada mata pelajaran matematika bangun ruang materi volume kubus dan balok. Penerapan model
problem based learning berbantuan video pembelajaran sudah terlaksanakan sesuai sintaks pembelajaran PBL,
sehingga
membuat siswa dapat
lebih memahami materi yang disajikan dan membantu
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal .
Dalam hasil penelitian peningkatan hasil dapat dilihat dari rata-rata nilai yang
diperoleh siswa mulai dari
prasiklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I dan
siklus II. Berikut nilai rata-rata hasil
dalam penyelesaian soal siswa:
Tabel
2 Nilai dan Presentase hasil
Nilai
rata-rata |
Presentase |
||||
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
70,25 |
78,35 |
85,35 |
60 % |
70 % |
90 % |
Berdasarkan tabel diatas hasil dan presentase siswa yang memiliki nilai ≥75 seseuai
kriteria ketuntasan atau
(KKM) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
ini
membuktikan bahwa
model Problem Based Learning menggunakan media video
pembelajaran
yang
sudah diterapakan
guru di
SDN Karangnangka IV Raas Sumenep dinyatakan berhasil
serta tidak perlu
diadakan siklus berikutnya. Sejalan dengan
penelitian
yang dilakukan oleh Setiana et al., (2019) di
SDN
Batu
Demak
yang
membuktikan bahwa dengan diterapkannya model problem based learning (PBL)
dengan
media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
mengerjakan permasalahan matematika di SDN Batu Demak. Keberhasilan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat sebelum
dan
sesudah diterapankan model
problem based
learning (PBL) berbantuan media video
pembelajaran sudah terlaksana dan
meningkat yaitu dari 71 %
meingkat menjadi 100%
di
siklus II.
Sejalan dengan penelitian
yang
dilaksanakan oleh Setiana et al., (2019) membuktikan bahwa
penerapan
model problem based
learing (PBL) berbantuan
video pembelajaran dapat menaikkan hasil
belajar peserta didik di SDN Batu Demak dalam mengyelesaikan
permasalahan matematika. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat sebelum dan sesudah diterapkkannya model problem based learning (PBL) dengan bantuan video pembelajaran telah teralaksana sesuai peningkatan yang sudah baik yaitu pada saat siklus I memperoleh
71%
meningkat menjadi 100% di siklus II. Sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Nugroho, (2021) bahwa dalam hasil
penelitiannya membutikan
dengan penerapan model problem based learning (PBL) dengan bantuan video
pembelajaran
dapat meningkatkan
hasil
belajar siswa. Ketuntasan hasil
belajar siswa
dapat dilihat sebelum dan sesudah diterapkannya
pendekatan model problem based learning (PBL) dengan bantuan video pembelajaran yaitu memperoleh hasil dalam siklus I mencapaik 54,17%
dan pada
siklus II meningkat 25%
menjadi 79,17%.
SIMPULAN
Simpulan dari
penelitian ini adalah berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas Sekolah Dasar V di SDN Karangnangka IV Raas Sumenep dalam menyelesaikan soal.
Dimana peningkatan hasil penyelesaian soal dapat
dilaksanakan pada setiap siklus. Presentase
nilai siswa dalam menyelesaikan soal pada
pra
siklus ke tahap siklus
I mengalami
peningkatan
yaitu
60 % ke 70% dan rata
- rata70,25
menjadi 78,35, sedangkang dalam tahap siklus II mengalami peningkatan yaitu terdapat 6 siswa
yang tuntas dan siswa
yang tuntas meningkat menjadi 18 siwa
dengan rata-rata nilai
85,35 dengan
presentase 90%. Dari hasil
yang
diperoleh
membuktikan
bahwa penerapan video pembelajaran berbasis problem based learning (PBL)
mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang pad a materi volume kubus dan balok yang telah diterapkan oleh guru dinyatakan berhasil.
Saran yang dapat dipertimbangkan untuk kedepannya yaitu: 1) Bagi
Guru. Disarankan untuk menggunakan model problem based learning dengan bantuan video
dalam
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan
soal. 2) Bagi Sekolah. Diharapkan
dapat memberikan bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 3) Bagi siswa.
Diharapkan dengan adanya
model pembelajarn problem based learning berbantuan video
pembelajaran kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dapat meingkat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aulia, L. N., Susilo, S., & Subali, B. (2019). Upaya peningkatan kemandirian belajar
siswa dengan model problem-based learning berbantuan media Edmodo. Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 5(1), 69–78. https://doi.org/10.21831/jipi.v5i1.18707
2. Intisari. (2017).
Persepsi
Siswa
Terhadap Mata
Pelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Pascasarjana
Magister PAI, 1(1), 62–71.
3. Kusnadi, H. K., Hidayat, A., & Mariam, P. (2018). Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial dalam Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Ekonomi Akuntansi, 4(1), 1–8. http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/jp2ea/article/view/307
4. Nugroho, W.
(2021). Pendekatan Problem
Based Learning
Model
Diskusi
Kelompok Berbantuan
Video YouTube untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil
Belajar Statistika. Jurnal Pendidikan
Matematika (Kudus), 4(2), 211. https://doi.org/10.21043/jmtk.v4i2.12259
5. Prasetya Rini, A. D., Hussen, S., Hidayati, H., & Muttaqien, A. (2021). Symbol Sense of
Mathematics Students in
Solving
Algebra Problems. Journal of Physics:
Conference Series, 1764(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1764/1/012114
6. Setiana, F., Rahayu, T. S., & , W. (2019).
Peningkatan Hasil Belajar
Matematika
Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas Iv Sd. In Jurnal Karya Pendidikan Matematika (Vol. 6,
Issue 1).
https://doi.org/10.26714/jkpm.6.1.2019.8-14
7. Solaikhah, Afifah, D. S. N., & Suroto. (2013). Identifikasi Kemampuan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1(1), 97–106.
8. Sujiwo, D.
A. C. (2017).
Bimbingan
Belajar Matematika Pada Siswa Sd
Desa
Kalidilem Lumajang. Jurnal Terapan Abdimas, 2, 41. https://doi.org/10.25273/jta.v2i0.975
9. Vannisa A.
M., & Nyoman
S. D.
K,.
(2017). Pengembangan Media Video Pembelajaran Ips Berbasis Virtual Field Trip (Vft) Pada Kelas V Sdnu Kraton- Kencong. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran) Kajian
Dan
Riset Dalam Teknologi Pembelajaran,
3(2), 158–164. http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/article/download/2383/1435
10. Zainal, N. F. (2022). Problem Based Learning pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah. Jurnal Basicedu, 6(3), 3584–3593.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2650