Kamis, 07 Oktober 2021

PENILAIAN TINDAKAN KELAS

 

Meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal Problem Based Learning (PBL) yang didukung dengan video pembelajaran pada siswa kelas V SDN Karangnangka IV Kecamatan Raas.

 

Oleh: Ach. Rudy Hartarto, S.Pd

SDN Karangnangka IV Raas - Sumenep

 

Abstract: This Classroom Action Research (CAR) focuses on applying problem-based learning using instructional videos. The purpose of this study is to improve the skills of primary school pupils in Class V, with a total of 20 pupils of SDN Karangnangka IV Raas Sumenep. Data collection techniques used in this study were observations, student worksheets, and documentation. The results of this study, SDN Karangnangka IV Raas Sumenep, show that the ability to solve Class 5 problems with problem-based learning supported by video learning can improve students' problem-solving skills. This can be seen from the results of the study by increasing the value of answering questions from each pre-cycle through cycle II in order to meet the specified completeness criteria.

Keywords: PBL, Learning Videos, problem Solving

 

Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berfokus pada penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan video pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah spasial siswa sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah  siswa  kelas V SD yang berjumlah 20 siswa SDN Karangnangka IV Raas Sumenep. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan pemecahan masalah konstruksi kelas di SDN Karangnangka IV Raas  Sumenep  dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. memecahkan kemampuan melalui pembelajaran berbasis masalah yang didukung oleh video instruksional.Saya di sini. Hal ini terlihat dari hasil belajar dengan meningkatkan nilai jawaban soal dari setiap pra siklus melalui siklus II agar memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.

Kata kunci: PBL, Video Pembelajaran, Penyelesaian soal

  

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu dasar pendidikan, dan telah diajarkan di taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan Universitas. Matematika bermanfaat bagi banyak bidang kehidupan, dimulai dari belajar menghitung dan mengukur dengan benar sesuai dengan ilmu matematika. Sujiwo (2017) menulis bahwa pada abad ke-20 tidak mungkin bagi siapa pun untuk mengatasi masalah tanpa menggunakan beberapa bentuk matematika dalam proses penyelesaiannya. Kajian matematika tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Pendidikan matematika dianggap paling sulit karena matematika bersifat abstrak, membutuhkan pemikiran logis dan mungkin tidak menarik bagi siswa. Kusnadi et al., (2018) Matematika tampaknya menjadi mata pelajaran yang paling tidak disukai siswa. Hal ini tergambar dari hasil survei pemahaman siswa terhadap mata pelajaran dan materi matematika, yang menunjukkan bahwa matematika merupakan bentuk pembelajaran yang tangguh dan membingungkan (Abstrak (2017)). Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang sedang berlangsung harus dimodifikasi untuk menanamkan persepsi positif tentang matematika pada siswa. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan belajar bagaimana menyelesaikannya. Aulia dkk., (2019).

Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan belajar bagaimana menyelesaikannya. Aulia dkk., (2019). Diskusi sebagai alternatif pemecahan masalah dalam model pembelajaran kelompok yang memungkinkan siswa menemukan masalah yang kompleks, bekerja dalam kelompok, dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah dunia nyata

Video pembelajaran merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran berupa media audiovisual. Di dalamnya terkandung pesan-pesan materi pembelajaran, meliputi konsep, prinsip, dan prosedur, sehingga  membantu siswa  memahami materi selama proses pembelajaran. Menurut Vannisa & Nyoman (2017), video pembelajaran adalah media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan topik yang mengandung gambar dan suara.

Pemecahan masalah adalah bakat yang dapat dikembangkan siswa dengan berpikir dan belajar bagaimana menjawab pertanyaan secara formal. Solaikhah et al., (2013) menemukan bahwa siswa dapat berkomunikasi, menghubungkan dan menggabungkan ide-ide matematika ketika memecahkan masalah non-rutin melalui matematika untuk menemukan dan menemukan alasan logis. Prasetya Rini et al., (2021) menyatakan bahwa ada empat langkah pemecahan masalah: Memahami masalah, merencanakan solusi, memecahkan masalah, merenungkan kebenaran pemecahan masalah atau problem solving polya

Observasi ini dilakukan saat pembelajaran kelas V di SDN Karangnangka IV Kecamatan Raas. Salah satu permasalahan siswa kelas V telah teratasi. Inilah sebabnya mengapa banyak siswa yang nilainya masih di bawah KKM yang merasa kesulitan volume balok dan kubus. Artikel ini berisi materi yang menggunakan banyak  rumus. Materi volume balok dan kubus diajarkan di  kelas V dan lagi di kelas VI. Siswa dituntut untuk memahami dan menguasai materi untuk Kelas V. Hal ini memudahkan siswa untuk mempelajari ragam bahan bangunan dan nantinya memecahkan masalah  kehidupan sehari-hari dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang mendukung pembelajaran video. Kelas VI.

Model pembelajaran problem based learning merupakan sebuah metode yang dapat mengenalkan siswa dalam suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang akan dipahas dalam pembelajaran, Zainal (2022) mengatakan bahwa dalam proses belajar-mengajar dan perencanaan penerapan Problem Based Learning (PBL) utamanya yang memiliki kaitan dengan topik Matematika SD/MI. Problem Based Learning (PBL) merupakan model belajar mengajar yang disarankan pada saat belajar-mengajar Matematika di jenjang SD/MI di karenakan dapat mendukung dalam pengembangan keterampilan, berpikir dalam tingkatan tinggi pada siswa dengan cara menyelidiki serta memecahkan masalah yang berdampak pada pertumbuhan konstruksi dalam wawasan siswa. Peneliti memilih menggunakan video pembelajaran yang dijadikan sebagai media dengan motode problem based learning. Peneliti memilih media video pembelajaran karena media video dapat menampilkan gambar yang tepat untuk dapat di lihat berulang- ulang dan memotivasi siswa untuk menerapkan sikap pada pembelajaran afektif lainnya.

 

METODE

Artikel menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dengan subjek yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas di V SDN Karangnangka IV Raas Sumenep tahun ajaran 2021/2022 yang seluruhnya terdapat 20 siswa, yang terdapat masalah kemampuan dalam menyelesaikan soal awal siswa yang belum tuntas 8 siswa dan yang tuntas 12 siswa.Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu mnggunakan teknik obsevasi, Lembar Kerja Peserta didik dan dokumentasi. Penelitian melaksanakan observasi berupa lembar observasi pembelajaran yang diisi oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung dilaksanakan selama 2 kali pada siklus I dan siklus II. Lembar Kerja Peserta didik dilaksanakan berbentuk soal uraian yang berjumlah 5 soal untuk mengetahui hasil dalam meneyelesaikan soal siswa dalam materi bangun ruang volume kubus dan balok, dokumentasi dilakukan guna mendapatkan keterangan atau kejadian yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung yang berupa catatan penting yang berkaitan dengan hubungan dengan apa yang terjadi saat berlangsungnya petelitian berupa daftar nama siswa, nilai pra siklus, Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP)

Adapun sintaks pemetaan sintak dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dan penerapan pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning terdapat empat tahap atau langkah-langkah dasar yang mengacu model pembelajaran Problem Base Learning menurut Rusmono (2012) sebagai berikut :

 

Tabel 1 Sintaks Problem Based Learning (PBL)

Tahap

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menyampaikan masalah untuk dipecahkan oleh siswa Guru memberikan motivasi kepada siswa dapat aktif dalam memecahkan masalah tersebut

 

Siswa mendengarkan permasalahan yang di sampaikan guru

Siswa secara aktif dapat menjawab dari pemecahan permasalahan yang diberikan

Tahap 2

Mengorganisasi siswa

agar belajar

Guru  memilah  siswa  kedalam kelompok 5-4. Guru  membantu  siswa  agar dalam  mendefinisikan  dan mengorganisasikan  tugas belajar  yang  berkaitan  dengan masalah

Siswa  duduk  secara berkelompok  sesuai  yang ditetapkan oleh guru Siswa  mendefinisikan  dan mengorganisasikan  tugas- tugasnya  yang  berhubungan dengan masalah

Tahap 3

Membimbing penyelidikan  mandiri ataupun kelompok

Guru  mendorong  siswa  untuk  mengumpulkan informasi yang sesuai,  agar  memperoleh penjelasan  saat  dalam memecahkan masalah

Siswa  mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan  untuk pemecahan masalah

Tahap 4

Mengembangkan  dan mempresentasikan hasil pekerjaan

Guru  mengarahkan  siswa dalam  menyajikan  laporan ,agar  dapat  membantu  siswa dalam  berbagi  tugas  dengan kelompok.

Siswa  dapat  menyajikan  laporan dalam kelompok dan menyajikan  dihadapan  kelas serta mendiskusikannya.

 

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V SDN Karangnangka IV Raas Sumenep. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai penerapan Problem Based Learning dengan media video pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang pada materi volume kubus dan balok pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Karangnangka IV Raas Sumenep.

Pada siklus I dan siklus II peneliti melaksanakan 4 tahapan yaitu Orientasi siswa

kepada masalah, Mengorganisasi siswa untuk belajar, Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada siklus I dalam proses pembelajaran diperoleh guru Guru juga belum mampu memotivasi siswa sehingga saat pembelajaran siswa kurang tertarik dengan apa yang disajikan dan saat menampilkan video pembelajaran guru hanya ditayangkan satu kali saja dan tidak mengulang mengenai penjelasan materi dari video pembelajaran tersebut sehingga pada saat siswa diberi soal siswa masih kurang mampu dalam menyelesaikan soal karena siswa belum paham mengenai materi apa yang sudah ditayangkan dan yang akan dibahas dalam soal karena penggunaan video pembelajaran berbasis problem based learning dalam menyelesaikan soal materi volume balok dan kubus merupakan hal baru yang siswa.

Pada siklus II ini dilakukan sesuai dengan siklus I. Pada proses pembelajaran siklus

I masih terdapat kekurangan antara lain, guru belum mampu memotivasi siswa dan guru hanya menampilkan video pembelajaran satu kali dan tidak menjelaskan apa maksud dari video yang sudah di tayangkan. Namun pada siklus II ini guru sudah mampu memotivasi siswa agar siswa semangat dan tertarik dalam proses pembelajara agar mampu meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal selain itu dalam penayangan video pembelajaran ditayangkan video berbeda dengan siklus I dengan durasi yang lebih lama dan di ulang 2kali dan guru menjelaskan kembali apa mksud dari video pembelajaran dengan adanya video pembelajran siswa akan lebih memahami isi dari video tersebut karena ketika belum paham video tersebut dapat diulang kembali. Setelah penerapan video pada siklus II siswa lebih memahami materi dan meningkatkan kemampuan siswa sehingga dalam pembelajaran siswa lebih aktiv dan semangat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa hasil dari kemampuan menyelesaikan soal siswa telah meningkat dilihat dari rata-rata nilai kelas. Pembelajaran matematika menggunakan metode problem based learning berbantuan media video pembelajaran telah meningkat tetapi masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal (KKM). Kesimpulan hasil dari siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena jumlah siswa yang sudah dapat dikatakan mampu dalam menyelesaikan soal karena jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM telah mencapai 90%.

 

PEMBAHASAN

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Metode yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pelaksanaan hanya dua siklus karena pada siklus kedua sudah ada peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan hasil dalam kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada setiap siklusnya dengan mengunakan problem based learning berbantuan media video pembelajaran di kelas V SDN Karangnangka IV Raas Sumenep.

Dalam penelitian ini hasil sampel yang diperoleh dari siswa kelas V SDN Karangnangka IV Raas Sumenep dengan jumlah siswa 20 siswa. Terdapat siswa yang nilainya masih dibawah KKM. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai pra siklus siswa yang mendapat nilai dibawah KKM terdapat 8 siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran dan model pebelajaran yang belum sesuai dan tidak membuat siswa tertarik pada pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh niali rata-rata dari

pada hasil dari lembar kerja peserta didik pada mata pelajaran matematika bangun ruang materi volume kubus dan balok. Penerapan model problem based learning berbantuan video pembelajaran sudah terlaksanakan sesuai sintaks pembelajaran PBL, sehingga membuat siswa dapat lebih memahami materi yang disajikan dan membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal .

Dalam hasil penelitian peningkatan hasil dapat dilihat dari rata-rata nilai yang

diperoleh siswa mulai dari prasiklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II. Berikut nilai rata-rata hasil dalam penyelesaian soal siswa:

 

 

Tabel 2 Nilai dan Presentase hasil

Nilai rata-rata

Presentase

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

70,25

78,35

85,35

60 %

70 %

90 %

 

Berdasarkan tabel diatas hasil dan presentase siswa yang memiliki nilai 75 seseuai kriteria ketuntasan atau (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa model Problem Based Learning menggunakan media video pembelajaran yang sudah diterapakan guru di SDN Karangnangka IV Raas Sumenep dinyatakan berhasil serta tidak perlu diadakan siklus berikutnya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiana et al., (2019) di SDN Batu Demak yang membuktikan bahwa dengan diterapkannya model problem based learning (PBL) dengan media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengerjakan permasalahan matematika di SDN Batu Demak. Keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat sebelum dan sesudah diterapankan model problem based learning (PBL) berbantuan media video pembelajaran sudah terlaksana dan meningkat yaitu dari 71 % meingkat menjadi 100% di siklus II.

Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Setiana et al., (2019) membuktikan bahwa penerapan model problem based learing (PBL) berbantuan video pembelajaran dapat menaikkan hasil belajar peserta didik di SDN Batu Demak dalam mengyelesaikan permasalahan matematika. Keberhasilan tersebut dapat dilihat sebelum dan sesudah diterapkkannya model problem based learning (PBL) dengan bantuan video pembelajaran telah teralaksana sesuai peningkatan yang sudah baik yaitu pada saat siklus I memperoleh 71% meningkat menjadi 100% di siklus II. Sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Nugroho, (2021) bahwa dalam hasil penelitiannya membutikan dengan penerapan model problem based learning (PBL) dengan bantuan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat sebelum dan sesudah diterapkannya pendekatan model problem based learning (PBL) dengan bantuan video pembelajaran yaitu memperoleh hasil dalam siklus I mencapaik 54,17% dan pada siklus II meningkat 25% menjadi 79,17%.

 

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas Sekolah Dasar V di SDN Karangnangka IV Raas Sumenep dalam menyelesaikan soal. Dimana peningkatan hasil penyelesaian soal dapat dilaksanakan pada setiap siklus. Presentase nilai siswa dalam menyelesaikan soal pada pra siklus ke tahap siklus I mengalami peningkatan yaitu 60 % ke 70% dan rata - rata70,25 menjadi 78,35, sedangkang dalam tahap siklus II mengalami peningkatan yaitu terdapat 6 siswa yang tuntas dan siswa yang tuntas meningkat menjadi 18 siwa dengan rata-rata nilai 85,35 dengan presentase 90%. Dari hasil yang diperoleh membuktikan bahwa penerapan video pembelajaran berbasis problem based learning (PBL) mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang pad a materi volume kubus dan balok yang telah diterapkan oleh guru dinyatakan berhasil.

Saran yang dapat dipertimbangkan untuk kedepannya yaitu: 1) Bagi Guru. Disarankan untuk menggunakan model problem based learning dengan bantuan video dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 2) Bagi Sekolah. Diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 3) Bagi siswa. Diharapkan dengan adanya model pembelajarn problem based learning berbantuan video pembelajaran kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dapat meingkat.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Aulia, L. N., Susilo, S., & Subali, B. (2019). Upaya peningkatan kemandirian belajar siswa dengan model problem-based learning berbantuan media Edmodo. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(1), 69–78. https://doi.org/10.21831/jipi.v5i1.18707

2.      Intisari. (2017). Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Magister PAI, 1(1), 6271.

3.      Kusnadi, H. K., Hidayat, A., & Mariam, P. (2018). Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial dalam Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ekonomi Akuntansi, 4(1), 1–8. http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/jp2ea/article/view/307

4.      Nugroho, W. (2021). Pendekatan Problem Based Learning Model Diskusi Kelompok Berbantuan Video YouTube untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Statistika. Jurnal Pendidikan Matematika (Kudus), 4(2), 211. https://doi.org/10.21043/jmtk.v4i2.12259

5.      Prasetya Rini, A. D., Hussen, S., Hidayati, H., & Muttaqien, A. (2021). Symbol Sense of Mathematics Students in Solving Algebra Problems. Journal of Physics: Conference Series, 1764(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1764/1/012114

6.      Setiana, F., Rahayu, T. S., & , W. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas Iv Sd. In Jurnal Karya Pendidikan Matematika (Vol. 6, Issue 1). https://doi.org/10.26714/jkpm.6.1.2019.8-14

7.      Solaikhah, Afifah, D. S. N., & Suroto. (2013). Identifikasi Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 1(1), 97106.

8.      Sujiwo, D. A. C. (2017). Bimbingan Belajar Matematika Pada Siswa Sd Desa Kalidilem Lumajang. Jurnal Terapan Abdimas, 2, 41. https://doi.org/10.25273/jta.v2i0.975

9.      Vannisa A. M., & Nyoman S. D. K,. (2017). Pengembangan Media Video Pembelajaran Ips Berbasis Virtual Field Trip (Vft) Pada Kelas V Sdnu Kraton- Kencong. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran) Kajian Dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 3(2), 158164. http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/article/download/2383/1435

10.  Zainal, N. F. (2022). Problem Based Learning pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Basicedu, 6(3), 3584–3593. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2650



DOWNLOAD FILE